Sudah menjadi rahasia umum jika Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam serta memiliki kebudayaan yang beragam. Adapun salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki budaya yang beragam adalah Gorontalo.
Keanekaragaman budaya yang ada di Gorontalo salah satunya dapat dilihat dari baju adatnya. Dimana baju adat Gorontalo memiliki tampilan yang unik dan menarik. Selain memiliki model yang unik, baju adat Gorontalo juga memiliki warna yang beragam dari mulai warna merah, hijau hingga warna kuning emas juga ada.
Selain warnanya yang beragam, baju adat Gorontalo juga memiliki filosofi yang sangat menarik untuk didalami. Dengan kata lain baju adat Gorontalo bukan hanya tampilannnya saja yang menarik tetapi ada makna yang tersirat didalamnya.
Bagi yang ingin tahu lebih banyak lagi mengenai informasi tentang baju adat Gorontalo, atau ingin kamu jadikan inspirasi dalam mendesain jersey komunitas anak gorontalo saat memesan jersey di jasa jersey printing, tentu tidak ada salahnya untuk menyimak beberapa infromasi dibawah ini.
Baju Adat Pria Gorontalo

Pria Gorontalo yang melangsungkan pernikahan biasanya akan mengenakan baju adat Gorontalo. Baju adat pengantin pria Gorontalo dilengkapi dengan berbagai macam aksesoris yang menarik. Aksesoris yang digunakan tentu tidak sembarangan, pasalnya setiap aksesoris yang dipakai memiliki filosofi yang mendalam.
Biasanya aksesoris yang dikenakan bersamaan dengan baju adat pria Gorontalo berjumlah 3 macam. Adapun aksesoris yang pertama bernama tudung makuta atau laapia bantali sibii yang dipakai diatas kepala. Aksesoris yang satu ini memiliki bentuknya menyerupai unggas dengan bagian depan yang menjulang keatas dan bagian belakang yang menjuntai kebelakang.
Dengan menggunakan akasesoris tudung makuta maka pria Gorontalo yang menggunakannnya akan terlihat elegan dan tegas. Tudung makuta memiliki filososfi bahwa seorang pria atau suami harus berwibawa, tegas dan memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi. Namun disisi lain seorang pria atau suami selain tegas juga harus memiliki sisi kelembutan.
Sedangkan aksesoris lainnya bernama Bako yang merupakan aksesoris yang berupa kalung yang dipakai oleh pengantin laki-laki Gorontalo. Aksesoris yang satu ini berwarna keemasan yang menyimbolkan bahwa pria tersebut memiliki ikatan dengan seorang perempuan.
Adapun aksesoris lainnya yang tidak kalah penting untuk dikenakan oleh pengantin pria Gorontalo ketika melangsungkan pernikahan adalah pasimeni. Aksesoris yang satu ini berupa hiasan yang diletakan dibaju adat Gorontalo.
Meskipun kelihatan hanya seperti hiasan biasa saja, namun pasimeni memiliki filosofi yang cukup dalam. Dimana pasimeni melambangkan keadaan yang bisa terjadi didalam sebuah kehidupan berumah tangga.
Selain itu pasimeni juga memiliki makna bahwa rumah tangga yang baik harus harmonis dan juga damai serta tidak boleh ada pertikaian yang dapat mengakibatkan keretakan dalam berumah tangga. Baju adat pria Gorontalo juga tidak hanya bisa digunakan saat acara pernikahan saja, pasalnya baju adat pria Gorontalo juga bisa digunakan untuk acara keagamaan ataupun upara adat.
Namun dengan seiring bertambahnya waktu, bahkan tidak sedikit pula masyarakat Gorontalo yang menggunakan baju adat pria Gorontalo untuk mengikuti parade ataupun pentas seni.
Baju Adat Perempuan Gorontalo

Bukan hanya pria Gorontalo saja yang menggunakan baju adat Gorontalo untuk acara pernikahan. Pasalnya perempuan Gorontalo juga akan mengenakan baju adat Gorontalo saat melaksanakan acara pernikahan.
Baju adat perempuan Gorontalo memiliki aksesoris yang lebih banyak jika dibandingkan dengan aksesoris yang terpasang pada baju adat pria Gorontalo. Biasanya baju adat perempuan Gorontalo dilengkapi dengan berbagai aksesoris yang terlihat rumit dan mencolok.
Hal itu tentu bukan tanpa alasan, pasalnya aksesoris yang mencolok tersebut bertujuan supaya perempuan Gorontalo terlihat lebih anggun dan megah saat di pelaminan. Adapun salah satu aksesoris tersebut bernama Baya Lo Boute ataupun ikat kepala.
Aksesoris yang satu ini juga memiliki filosofi yang menarik, dimana ikat kepala yang digunakan perempuan melambangkan bahwa perempuan tersebut sebentar lagi akan memiliki ikatan perkawinan dengan seorang pria.
Selain itu ikat kepala yang dikenakan perempuan juga memiliki makna bahwa seorang perempuan harus mampu memenuhi kewajibannya sebagai seorang istri. Adapun aksesoris lainnnya bernama tuhi-tuhi yang diletakan diatas kepala dengan gafah berjumlah 7 buah.
Tuhi-tuhi memiliki makna persaudaraan yang terjalin diantara 7 kerajaan. Adapun 7 kerajaan yang dimaksud ialah kerajaan Bulango, Gorontalo, Atingola, Hulotalo, Tumawa, dan Limitu. Berikutnya ada juga aksesoris lai-lai yang dipasanga di ubun-ubun perempuan Gorontalo.
Aksesoris yang satu ini bisa dikatakan sebagai aksesoris wajib yang harus dikenakan perempuan Gorontalo saat menenakan baju adat Gorontalo. Lai-lai memiliki makna berupa keberanian, budi luhur, dan kesucian.
Selain aksesoris yang diletakan dikepala, ada juga aksesoris yang dipasang di leher bernama Buohu walu wawu dehu. Aksesoris yang satu ini berupa kalung emas ataupun perak yang berwarna keemasan.
Biasanya yang menggunakan Buohu walu wawu dehu adalah pengantin perempuan Gorontalo, pasalnya anak-anak tidak diperbolehkan untuk mengenakan aksesoris yang satu ini. Buohu walu wawu dehu memiliki filosofi yang menggambarkan ikatan antara keluarga pengantin pria dan keluarga pengantin wanita.
Adapun aksesoris lainnya yang biasanya dipakai oleh pengantin perempuan Gorontalo ketika megenakan baju adat Gorontalo yakni kecubu atau lotidu. Dimana kecubu menggambarkan kekuatan yang harus dimiliki oleh seorang istri.