Sejarah Kerajaan Demak

Sejarah Kerajaan Demak– Berdasarkan catatan sejarah yang telah diteliti oleh para ahli sejarahwan, setelah Kerajaan Tarumanegara yang merupakan kerajaan paling tertua di Pulau Jawa. Terdapat Kerajaan Demak yang termasuk kedalam salah satu kerajaan terbesar yang pernah didirikan di Pulau Jawa. Perbedannya dari kerajaan tertua dan terbesar ini, terlihat jelas dari kepercayaan agama yang dianut pada masa pemerintahan masing-masing kerajaan. Tarumanegara menganut agama hindu, sedangkan Demak meyakini agama islam.

Sejarah Masa Pemerintahan Kerajaan Demak

ArraziIbrahim menyebutkan, istilah Wali Songo berasal dari bahasa jawa. Songo atau sanga memiliki arti sembilan, yang jika disatukan kedua kata tersebut, menjadi ulama yang terdiri dari sembilan orang. Berdirinya kerajaan ini, dipusatkan sebagai tempat penyebaran agama islam di sekitar daerah pesisir pantai utara, Jawa Tengah.

Dukungan yang diberikan oleh wali songo, terutama Sunan Ampel, menjadikan Raden Patah sebagai seseorang yang diamanahi mengemban tugas dalam menyiarkan agama islam di kawasan Demak. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Raden Patah yakni membangun sebuah pesantren yang terletak di Desa Glagah Wangi. Tidak lama kemudian, desa tersebut banyak diminati oleh masyarakat serta dijadikan sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan sistem perdagangan. Inilah asal muasal berdirinya Kerajaan Demak.

Kerajaan ini menjadi kerajaan islam pertama yang dibangun di Pulau Jawa. Peresmian berdirinya Kerajaan Demak, terjadi setelah munculnya keruntuhan yang dialami oleh Kerajaan Majapahit. Hal itu berlangsung sekitar tahun 1481M atau tepatnya 1403 tahun Saka. Penguasa terakhir dari Kerajaan Majapahit yaitu Prabu Brawijaya V atau yang sering dikenal dengan Kertabumi. Lalu, Kerajaan Demak sendiri merupakan kadipaten yang berada dibawah kepemimpinan kerajaan hindu-buddha kala itu.

pixabay.com

Posisi dari berdirinya kerajaan ini diperkirakan terdapat dalam tiga wilayah. Studi kasus yang dilakukan oleh IAIN walisongo pada tahun 1974, menunjukkan adanya tiga bukti peninggalan dari Kerajaan Demak. Ketiganya, mengarahkan bukti lokasi keberadaan kerajaan tersebut. Bukti pertama yakni sebuah masjid yang melambangkan kesultanan. Dijelaskan bahwa, tujuan Raden Patah selama di Demak hanya sebatas menyebarkan pengetahuan mengenai agama islam, bukan mendirikan sebuah kerajaan megah didaerah Demak. Bukti kedua, diungkapkan bahwa masjid yang dibangun tidak jauh dari istana, merupakan bentuk persembahan yang diberikan oleh walisongo kepada pihak keraton atau Kerajaan Demak. Saat ini, lokasi Lembaga Permasyarakatan (sebelah timur dari alun-alun Demak) diperkirakan adalah tempat berdirinya kerajaan tersebut. Selanjutnya yang ketiga, disebut bahwa posisi Kerajaan berhadapan langsung dengan Masjid Agung Demak.

Setelah membahas letak Kerajaan Demak, ada tiga raja yang pernah menjalani masa pemerintahan di kerajaan islam pertama ini. Raja yang pertama kali menjabat di kerajaan, tidak lain adalah Raden Patah. Beliau juga mendapat julukan Sultan Alam Akbar al-Fatah. Masa kepemerintahannya, berlangsung dari tahun 1500 sampai dengan 1518. Pangeran Jimbun yang merupakan sebutan lain dari Raden Patah, mengalami peperangan pada tahun 1513 tepatnya saat Malaka dikuasai oleh bangsa Portugis. Akan tetapi, hasil dari perang yang telah dialami oleh kerajaan ini, tidak membuahkan kemenangan besar.

Raden Patah akhirnya tutup usia di tahun 1518. Selanjutnya, putranya Pati Unus memegang peran sebagai raja di Kerajaan Demak. Setelah naik tahta,  Pati Unus yang dulunya berperan sebagai seorang palingma perang nan gagah berani, disegani oleh rakyatnya terutama masyarakat yang berada dibawah naungan kekuasaan Kerajaan Demak. Pati Unus juga memiliki julukan Pangeran Sabrang Lor setelah menjalani peperangan di Malaka. Karena kekalahannya di Malaka, Pati Unus mulai menyusun siasat baru untuk menyerang daerah Katir. Tujuannya, melangsungkan blockade terhadap bangsa Portugis sehingga para pendatang mendapat kesulitan stok bahan makanan. Perang kali ini, berhasil dimenangkan oleh Kerajaan Demak.

Kemudian, dikarenakan Pati Unus tidak memiliki garis keturunan, kekuasaanpun dipegang oleh adiknya yang bernama Sultan Trenggono. Selama masa pemerintahan Sultan Trenggono, Kerajaan Demak mengalami kejayaan. Sultan tersebut dikenal memiliki jiwa kepempinan yang bijaksana. Selain itu, daerah kekuasaan kerajaan semakin meluas hingga ke daerah Jawa Barat dan Jawa Timur. Tepat pada tahun 1522, beliau mengutus Fatahillah sebagai pemimpin perang yang bertugas untuk mengusir bangsa Portugis dari wilayah Kerajaan Demak. Setelahnya, Sunda Kelapa mulai berganti nama menjadi Jayakarta yang kini dikenal sebagai ibu kota Jakarta.

pixabay.com

Kerajaan ini dikenal sebagai kerajaan terkuat di Pulau Jawa pada awal abad ke-16. Wilayah lainnya yang berada dibawah kekuasaan selama Sultan Trenggono menjabat sebagai pemimpin Kerajaan Demak, diantaranya adalah Madiun, Tuban, Pasuruan, Surabaya, Malang, dan beberapa kerajaan hindu terakhir di Jawa, serta Blambangan. Sultan juga menjalani pernikahan politik bersama puteri dari Pangeran Hadiri. Kemudian, Adipati Yunus yang merupakan kakak dari Sultan Trenggono melangsungkan pernikahan dengan puteri dari Sunan Gunung Jati bernama Ratu Wulung Ayu. Setelah wafatnya Yunus, sang ratu menikah lagi dengan Fatahillah. Sehingga, pada akhirnya Raden Fatahillah yang dahulunya hanya seorang pemimpin perang, menjadi menantu dari Sultan Trenggono.

Sultan Trenggono gugur saat di medan peperangan kala menaklukan Pasuruan di tahun 1946. Selanjutnya, posisi pemerintahan Kerajaan Demak jatuh ke Sunan Prawoto. Sebelum terpilihnya Sunan Prawoto menjadi seorang raja, terjadi pertikaian yang cukup sengit diantara ketiga calon raja yakni putra dari Sultan Trenggono, Sunan Prawoto serta Arya Penangsang yang merupakan putra dari Pangeran Sekar Ing Seda Lepen. Sunan Prowoto disebutkan membunuh adik tiri dari Sultan Trenggono. Sedangkan Arya Penangsang mendapat dukungan dari Sunan Kudus untuk menduduki tahta raja di Kerajaan Demak. Singkat cerita pada akhirnya Kerajaan Demak jatuh ke tangan Pajang di tahun 1586.

Demikianlah kisah sejarah Kerajaan Demak kali ini. Informasi terkait mengenai Kerajaan Demak serta kerajaan-kerajaan di Nusantara, dapat dilihat dalam situs website https://rumus.co.id/.