Nabi Ilyas AS adalah keturunan Nabi Harun yang mana dulu bersama Nabi Musa dalam menegakkan agama Allah. Sebagai putra dari Yasin Bin Finhash, apabila sanad Nabi Ilyas diteruskan, maka garis keluarganya akan bersambung dengan garis keturunan Nabi Ishak AS putra Nabi Ibrahim AS. Ingin tahu bagaimana kisah Nabi Ilyas dalam berjuang untuk kaumnya? Yuk, simak ulasannya.
Siapakah Nabi Ilyas AS?
Nabi Ilyas lahir di Tisbe dan juga namanya sering disebut Elia atau Elijah dalam bahasa Inggris. Hidup sekitar tahun 885 hingga 795 SM pada zaman Raja Ahab, Ahazia, dan Yoram, Nabi Ilyas tidak hanya dihormati dalam Agama Islam, namun juga dalam Agama Yahudi dan Kristen. Kerasulan Nabi Ilyas sendiri terjadi pada tahun 830 SM dan diabadikan dalam QS Ash-Shaaffaat ayat 123-132.
Di dalam surat tersebut, juga diceritakan kisah bagaimana kaum Nabi Ilyas menantang Tuhan dan meminta didatangkan bencana jika memang Tuhan itu benar ada. Kaum yang dimaksud adalah Bani Israel. Di dalam Al-Qur’an sendiri, Bani Israel adalah kaum yang sering melakukan pelanggaran terhadap perintah Allah. Pada zaman Nabi Musa dan Nabi Harun, kaum yang sudah diselamatkan dari Firaun ini melanggar perintah Allah dengan menyembah patung sapi emas atas ajakan Samiri.
Sekilas cerita, Nabi Musa pun membimbing kaumnya untuk bertobat di Bukit Sinai. Lagi-lagi, Nabi Musa diuji kesabarannya lantaran kaumnya mendengar bagaimana beliau berbicara dengan Tuhan hingga meminta untuk diperlihatkan wujud nyata-Nya. Maka, Tuhan pun mendatangkan azab petir yang menyambar dan mematikan kaum Nabi Musa. Merasa sedih, Nabi musa pun memohon agar Allah menghidupkan kembali kaumnya agar mereka bisa memperbaiki diri.
Nah, Bani Israel yang menjadi medan dakwah Nabi Ilyas karena sudah melupakan ajaran Nabi Musa dan Nabi Harun adalah Kaum Bal di Kota Ba’albak. Menurut Atlas Tarikh Al-Anbiya’ Wa Al-Rusul karya Sami Bin Abdullah Al Maghluts, kota yang memiliki nama lain Ba’albaek ini ada di bagian barat Damaskus. Adapun menurut Syauqi Abu Khalil, kota ini juga memiliki nama lain Heliopolis yang artinya adalah Kota Matahari.
Penduduk kota yang banyak dihuni pelaut terkenal ini menyembah berhala berupa patung emas yang dinamai Baal. Bahkan ketika Anda berkunjung, sampai sekarang Anda akan bisa melihat altar pemujaan Dewi Baal di Heliopolis. Sayangnya, kedatangan Nabi Ilyas tidak disambut dengan baik. Dakwahnya tidak dihiraukan dan Raja serta rakyat kota tersebut lebih percaya terhadap berhala mereka. Tidak hanya itu, Nabi Ilyas juga diancam akan dibunuh.
Kisah Perjuangan Dakwah Nabi Ilyas AS dan Mukjizat yang Dimilikinya
Berdasar kisah nabi, diceritakan bahwa Nabi Ilyas adalah seseorang yang taat beribadah, penyabar, tidak mudah putus asa, dan suka menolong. Namun ketika ada ancaman pembunuhan dari kaumnya sendiri, Nabi Ilyas pun terpaksa meninggalkan kaumnya dalam kedurhakaan. Beliau bahkan terpaksa berpindah-pindah tempat untuk berdakwah dan agar terbebas dari kejaran bala tentara Raja Ahab.
Suatu ketika, Nabi Ilyas tiba di sebuah rumah yang mana penghuninya adalah keluarga baik hati. Mereka menerima beliau tanpa pamrih. Nabi Ilyas yang mengetahui bahwa salah satu anggota keluarga tersebut sedang menderita sakit pun memutuskan berdoa kepada Allah. Beliau memintakan kesembuhan dan atas izin Allah, anggota keluarga yang sakit itu sembuh. Rupanya, kesembuhan pemuda ini membuatnya tertarik menjadi murid Nabi Ilyas dan kemudian dikenal dengan nama Nabi Ilyasa.
Sejak hari itu, Nabi Ilyasa selalu menemani Nabi Ilyas dalam berdakwah sembari mencari persembunyiannya. Akibat kejaran tentara Ahab yang tidak berhenti, keduanya pun terpaksa bersembunyi di dalam gua. Sejumlah hadist menyebut bahwa Nabi Ilyas menyembunyikan dirinya di gua selama 10 tahun hingga 20 tahun lamanya. Anggapan ini salah satunya berasal dari Yazid Bin Abdus Samad yang mana diriwayatkan oleh Hisyam Bin Ammar.
Alkisah suatu hari setelah bertahun-tahun terusirnya Nabi Ilyas dari Bani Israel, kaum tersebut dilanda kekeringan parah selama bertahun-tahun hingga menimbulkan bencana kelaparan. Banyak manusia, hewan, dan tanaman yang kekurangan air dan akhirnya mati. Korban yang berjatuhan semakin banyak namun tidak ada tanda kapan kekeringan ini akan selesai.
Akhirnya, salah seorang dari kaum tersebut mengusulkan agar Nabi Ilyas bisa kembali kepada mereka. Mereka berharap dengan kembalinya sang Rasul tersebut, Allah akan mengangkat bencana kekeringan tersebut. Berhamburanlah Bani Israel mencari dimana sejatinya Nabi Ilyas.
Ketika bertemu, Bani Israel menceritakan musibah mereka kepada Nabi Ilyas yang tengah berdakwah dengan Nabi Ilyasa. Kaum tersebut memohon Nabi Ilyas untuk kembali dan berjanji akan beriman kembali kepada Allah SWT. Tidak tega melihat kesengsaraan kaumnya, Nabi Ilyas pun luluh dan berdoa kepada Allah memohonkan ampun dan meminta rahmat hujan untuk kaumnya.
Allah pun mendengar doa Nabi Ilyas dan menurunkan hujan di Baalbak. Tanaman kembali tumbuh, hewan kembali gemuk, dan manusia-manusia di kota tersebut kembali sehat dan sejahtera. Sayangnya, tobat mereka tidak bertahan lama dan penduduk Baalbak kembali berbuat maksiat. Akhirnya, Allah menurunkan azab berupa gempa.
Demikian ulasan tentang kisah Nabi Ilyas. Semoga bermanfaat.