Selain kisah nabi Muhammad, kita sebagai umat muslim juga perlu mencari tahu kisah kisah nabi lainnya. Karena kisah para nabi dan rasul selalu memiliki hikmah yang bisa dipetik dan menjadi bentuk rukun iman yang keempat. Salah satunya seperti kisah nabi Zakaria yang dikaruniai seorang anak melalui kekuatan doa.
Sosok Nabi Zakaria AS dalam Merawat Maryam
Nabi Zakaria merupakan utusan Allah yang berdakwah kepada kaum Bani Israil di Palestina. Nabi yang memiliki nama lengkap Zakaria bin Dan bin Muslim ini disebutkan sebanyak delapan kali di dalam Al-Qur’an. Beliau mempunyai istri bernama Asya, dan Asya memiliki saudara perempuan bernama Hannah.
Suami Hannah adalah seorang pembesar di Palestina saat itu, yakni Imran. Yang mana kedua pasangan suami istri tersebut belum kunjung dikaruniai anak meskipun usia mereka sudah tua. Tapi mereka juga tiada hentinya berdoa kepada Allah SWT untuk segera diberi momongan.
Dalam doanya, Hannah pun berjanji untuk menyerahkan anaknya agar mengabdi di Baitul Maqdis apabila ia dikaruniai anak. Baitul Maqdis sendiri merupakan rumah suci yang dijaga oleh nabi Zakaria AS dan dibangun oleh Nabi Sulaiman AS. Tidak lama setelah itu, doa Hannah terkabul atas izin Allah SWT.
Namun suami Hannah meninggal menjelang kelahiran anaknya tersebut. Waktu berlalu, seorang anak perempuan yang kemudian diberi nama Maryam binti Imran lahir dari rahim Hannah. Maryam binti Imrah diserahkan kepada nabi Zakaria AS di Baitul Maqdis, sesuai dengan janji Hannah.
Maryam pun diasuh oleh nabi Zakaria AS dan istrinya sejak masih kecil. Walaupun bukan anak kandung, sepasang suami istri tersebut sangat menyayangi Maryam dan merawatnya dengan penuh kelembutan. Bahkan nabi Zakaria membuatkan sebuah tempat ibadah khusus bernama Mihrab untuk Maryam di Baitul Maqdis.
Hal tersebut membuat nabi Zakaria AS tercatat sebagai orang pertama yang membuat Mihrab. Semua kisah nabi Zakaria yang merawat Maryam ini ditemukan dalam Q.S. Ali Imran ayat 37. Pada surat tersebut juga menyebutkan bagaimana Maryam menerima makanan dari Allah SWT.
Kelahiran Nabi Yahya AS Melalui Kelembutan Doa
Nabi Zakaria AS memiliki cara berdakwah yang dicirikan dengan kelemah lembutannya. Bahkan sifat lemah lembut tersebut juga terlihat bagaimana cara beliau berdoa. Karena meskipun belum juga dikaruniai anak, nabi Zakaria tetap berdoa dengan penuh kelembutan dan penghayatan.
Tidak pernah ada berhentinya doa dipanjatkan oleh nabi Zakaria dan istrinya supaya dikaruniai seorang anak oleh Allah SWT. Pada momen nabi Zakaria merasa bingung akan keberlanjutan dakwahnya karena beliau tidak mempunyai keturunan laki laki, turun malaikat Jibril untuk menemui nabi Zakaria AS.
Saat itu beliau tengah shalat di Mihrab dengan suara yang begitu lembut. Malaikat Jibril datang membawa kabar gembira mengenai anak yang telah ditunggu tunggu, bahwa seorang putra dengan nama Yahya akan lahir menjadi nabi dan rasul yang akan meneruskan dakwah ayahnya.
Mendengar kabar tersebut, tentu nabi Zakaria AS merasa kaget dan tidak percaya pada mulanya. Karena istrinya merupakan seorang yang mandul, terlebih mereka telah mencapai usia senja, ada yang menyebutkan 80 atau 90 tahun. Nabi Zakaria pun meminta pertanda kepada Allah SWT, dan setelah pertanda tersebut lahirlah nabi Yahya AS pada 1 sebelum Masehi.
Dalam kisahnya, nabi Zakaria AS menunjukkan bahwa Allah SWT selalu mendengar doa hambanya. Dimana nabi Zakaria memperlihatkan cara berdoa yang benar dengan penuh kelembutan dan ketulusan. Selain itu, beliau juga mencontohkan sikap amanah. Hal itu terlihat bagaimana beliau dan istrinya menjaga dan merawat Maryan setulus hati yang dititipkan kepada mereka.