Belakangan ini, muslim traveler sedang marak di Indonesia dan banyak juga yang tertarik dengan tren traveling yang berkiblat muslim ini. Dengan banyaknya wisata yang muslim friendly, banyak pula istilah yang muncul seperti wisata muslim friendly, halal dan lain-lain. Lalu sebenarnya apa sih makna dari wisata halal itu sendiri dan bagaimana konsepnya?
Sebagian orang mungkin mengira konsep dari pariwisata halal adalah semua hal yang ada di dalam area wisata tersebut harus halal. Namun, pada dasarnya tidak seperti itu, bahkan wisatawan non-muslim pun boleh mengunjungi destinasi pariwisata halal.
Makna dan Konsep Pariwisata Halal
Pariwisata halal merupakan bagian dari industri pariwisata yang konsep wisatanya ditujukan untuk pengunjung atau wisatawan muslim. Sedangkan pelayanan yang ada dalam area pariwisata tersebut harus merujuk pada konsep dan aturan dalam Islam. Konsep ini juga berlaku secara universal, artinya bukan untuk pariwisata yang ada di Indonesia saja.
Tujuan utama dari konsep ini adalah memenuhi kebutuhan pokok para wisatawan muslim yang berkunjung. Berikut ini beberapa kriteria atau indikator pariwisata halal, antara lain:
- Menyediakan restoran dengan menu makanan halal atau memberi tanda pada restoran non-halal untuk memudahkan wisatawan muslim mendapatkan makanan
- Menyediakan fasilitas tempat ibadah dan tempat wudhu yang layak
- Memberikan pelayanan khusus pada bulan Ramadhan, misalnya takjil dan lainnya
- Menyediakan fasilitas rekreasi yang menjaga privasi antar gender dan tidak bercampur baur secara bebas
Selain itu, ada pula standar yang disusun oleh Crescent Rating disebut dengan istilah GMTI (Global Muslim Travel Index). Berikut ini identifikasi standar pariwisata halal yang berlaku di seluruh dunia, antara lain:
- Destinasi Ramah Keluarga
Pariwisata halal harus menyediakan tujuan wisata yang ramah keluarga dan juga anak-anak. Selain itu, perlu juga memberikan keamanan secara umum bagi wisatawan muslim. Sebuah area wisata dapat dinyatakan sebagai pariwisata yang halal apabila telah memenuhi jumlah kedatangan wisatawan musim yang cukup ramai.
- Layanan dan Fasilitas di Destinasi Muslim Friendly
Sebuah pariwisata halal tentu saja harus menyediakan berbagai macam restoran atau temapt makan yang memberikan pilihan makanan yang halal. Selain makanan halal, perlu juga memiliki akses ibadah yang mudah dan dalam kondisi yang bagus atau layak untuk wisatawan muslim. Tak hanya itu, fasilitas bandara dan opsi akomodasi juga harus memadai dan muslim friendly.
- Kesadaran Halal dan Pemasaran Destinasi
Untuk poin ketiga, standar pariwisata halal harus menyediakan akses komunikasi yang mudah, begitupun dengan konektivitas transportasi udara dan persyaratan visa. Tak hanya itu, penting sekali untuk selalu memperhatikan jangkauan dan kebutuhan wisatawan muslim.
Wisata Konvensional, Religi dan Syariah
Sebenarnya, terdapat istilah wisata religi di kalangan para traveler dimana mereka akan berkunjung ke tempat wisata yang bernilai sejarah Islam. Kegiatan ini sudah dilakukan sejak lama, tetapi hal itu bukanlah pariwisata halal. Konsep pariwisata halal bukan hanya terdapat pada area wisata bernilai sejarah Islam, tetapi bisa juga diterapkan pada wisata modern lainnya.
Ada pual istilah wisata syariah yang setiap kegiatannya berdasarkan pada konsep syariah Islam. Konsep ini mengacu pada prinsip syariah dalam hal ekonomi, itulah mengapa wisata syariah lebih condong kepada bisnis wisata perhotelan. Berikut ini beberapa perbedaan mendasar antara wisata konvensional, wisata religi dan wisata syariah, antara lain:
- Wisata Konvensional
Objek Wisata : alam, heritage, budaya dan kuliner
Tujuan Wisata : hiburan dan kesenangan semata
Pelayanan dan Fasilitas : kuliner secara umum dan fasilitas ibadah sekadar pelengkap
- Wisata Religi
Objek Wisata : tempat ibadah, peninggalan sejarah dan lainnya yang bernilai Islam
Tujuan Wisata : meningkatkan spiritualitas untuk ketenangan jiwa dan batiniah
Pelayanan dan Fasilitas : kuliner secara umum dan fasilitas ibadah sekadar pelengkap
- Wisata Syariah
Objek Wisata : semua jenis wisata
Tujuan Wisata : meningkatkan spiritualitas dengan cara atau teknik menghibur untuk memenuhi kesenangan serta menumbuhkan kesadaran beragama
Pelayanan dan Fasilitas : kuliner spesifik halal dan fasilitas ibadah menjadi objek wisata
Pada dasarnya, konsep pariwisata halal, wisata Islam, perjalanan halal, gaya hidup halal dan lain sebagainya masih banyak perdebatan di dalamnya. Namun, berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa wisata halal lebih merujuk pada wisata religi dan syariah. Poin pentingnya adalah sesuai dengan kaidah Islam dan melibatkan orang Islam untuk turut menjaga spirit keislaman sambil melakukan perjalanan/traveling. Semoga bermanfaat.